Kunjungan Prabowo ke China, Meutya Hafid Sebut Redakan Tensi Ketegangan di Asia Timur
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid. |
JAKARTA, BM.Online – Kunjungan Kerja Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto ke Beijing, China, dinilai sebagai langkah strategis sebagai upaya Indonesia meredakan tensi ketegangan di wilayah Asia Timur.
Demikian seperti dikatakan Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid melalui keterangan tertulisnya kepada media, Rabu, 03 April 2024.
Menurutnya, ada beberapa kawasan yang memiliki potensi konflik di Asia Timur, di antaranya seperti Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, dan Selat Taiwan.
“China dan Indonesia berperan penting menjaga kestabilan keamanan kawasan di saat ekonomi dunia tidak menentu,” kata Meutya.
“Indonesia, melalui kunjungan Pak Prabowo Subianto ingin menempatkan diri dan mengambil posisi dalam menghadapi realitas, dinamika, dan tantangan di Indo-Pasifik,” sambungnya.
Ia menganggap, kunjungan Prabowo ke China dapat diamati dari konteks kawasan Indo-Pasifik.
Pasalnya, kata dia, kebangkitan China dan episentrum pertumbuhan global di kawasan menyebabkan Indo-Pasifik menjadi ”medan pertarungan” kekuatan besar dunia, yaitu China dan Amerika Serikat (AS).
“Indonesia, melalui kunjungan Pak Prabowo Subianto ingin menempatkan diri dan mengambil posisi dalam menghadapi realitas, dinamika, dan tantangan di Indo-Pasifik,” ujarnya.
Politisi Fraksi Golkar ini juga menilai, kunjungan tersebut sebagai bentuk komitmen Prabowo dalam melanjutkan arah kebijakan politik luar negeri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Meutya memandang ucapan selamat Presiden Xi kepada Prabowo sebagai Presiden terpilih Indonesia dan permintaannya untuk menyampaikan salam kepada Presiden Jokowi, sebagai bentuk tata krama diplomasi antar dua negara sahabat.
“Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, saya melihat ucapan selamat dari Presiden Xi Jinping kepada Pak Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih Indonesia adalah tata krama diplomasi yang sangat tulus dua negara bersahabat dan memiliki hubungan sejarah yang amat panjang,” jelasnya.
Ucapan tersebut, lanjut dia, juga sebagai wujud rekognisi atau pengakuan dari China bahwa Indonesia merupakan mitra strategis di kawasan.
“Ini modal yang sangat baik Indonesia di bawah pemerintahan baru nanti,” kata Meutya.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengundang Prabowo untuk melakukan kunjungan resmi ke China pada 31 Maret-2 April 2024 lalu.
Selain bertemu Xi, Prabowo juga dijadwalkan bertemu Perdana Menteri China Li Qiang dan Menteri Pertahanan China Laksamana Dong Jun, Selasa.
Dalam lawatannya ke China, Prabowo didampingi putranya, Ragowo Hediprasetyo, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sugiono, Asisten Khusus Menhan Bidang Manajemen Pertahanan Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo, dan sejumlah pejabat Kemhan RI.
Turut mendampingi pula Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Bambang Trisnohadi, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan RI Laksamana Muda TNI Supo Dwi Diantara, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari serta pejabat terkait lainnya. (*/red)